Sabtu, 17 Agustus 2013

The Ocean At The End Of The Lane - Masih Ingatkah Pada Masa Kecilmu?

Terkadang, ingatan masa kecil datang tiba-tiba saat dipicu oleh suatu hal kecil. Terkadang, ingatan itu tidak dapat dipercaya--apakah memang benar-benar terjadi atau hanya khayalan saja?

Dalam The Ocean At The End Of The Lane (yang diterjemahkan menjadi Samudra di Ujung Jalan Setapak), Neil Gaiman mengajak kita berkenalan dengan seorang pria yang sedang mengingat dan menceritakan kisah masa kecilnya. Dahulu sang pria memiliki seorang sahabat, seorang gadis bernama Lettie yang tinggal di rumah peternakan di ujung jalan setapak. Disana ada sebuah kolam bebek yang menurut Lettie adalah samudra, jalan penghubung ke dunia lama.
Suatu ketika, terjadi insiden yang membangunkan suatu makhluk dari dunia lama. Lettie pergi mencari makhluk tersebut untuk mengikatnya dan mencegah dia berbuat ulah. Sang pria (saat itu masih seorang bocah lelaki) ikut pergi bersama Lettie walaupun sudah dilarang oleh neneknya Lettie. Saat itu si bocah lelaki tidak tahu seberapa berbahayanya mahkluk ini, dan ia melakukan sebuah kesalahan kecil yang berakibat fatal...

Opini Saya

Jalan cerita novel ini sebenarnya sederhana, namun gaya bercerita Neil Gaiman memang sangat lihai dan menghanyutkan. Saya sempat mandek di suatu halaman yang menceritakan tentang kekerasan pada anak. Karena saya sendiri sedang menantikan seorang anak, rasanya berat saat membaca tentang anak-anak yang mendapat perlakuan tidak pantas dari orang tuanya. Namun, saya menelan ludah dan membaca cepat halaman-halaman itu, berharap sang anak mendapatkan akhir cerita yang bahagia. Yah, memang di satu sisi ceritanya berakhir bahagia, tapi tetap ada kesedihan yang membuat saya merenung.

Di tengah rimba fantasi yang dikuasai oleh tema distopia, saya sangat senang akan kehadiran buku ini. Karya-karya Neil Gaiman memang hampir semuanya mandiri, tidak perlu ditemani oleh buku-buku sekuel. Seperti halnya Coraline dan The Graveyard Book, The Ocean At The End Of The Lane memikat dengan kesederhanaannya, dengan tokoh anak yang rapuh sekaligus tangguh.

Untuk cover, berhubung warnanya biru, tentu saja saya suka sekali :)) Tapi kalau dibandingkan dengan cover versi luar negeri, saya lebih suka versi luar negeri, karena ada atmosfer alam semesta di situ, yang benar-benar mencerminkan samudra yang disebut-sebut di dalam cerita.
Akhir kata, sekali lagi salut untuk Neil Gaiman yang berhasil mempermainkan emosi saya dengan karyanya :)) Saya tidak sabar menanti buku barunya yang katanya akan segera diterbitkan: Fortunately, The Milk ... sebuah buku anak-anak yang ada alien dan perjalanan lintas waktunya. Sepertinya sangat menarik!
Neil Gaiman yang gokil :p

Senin, 12 Agustus 2013

The Conjuring - Investigasi Paranormal yang Penuh Kejutan

Selasa 6 Agustus kemarin, saya dan suami saya pergi menonton film The Conjuring di bioskop Mall Cijantung. Berhubung tempatnya sangat dekat dari rumah, kami bersantai-santai dan berangkatnya mepet jam tayang yang kami incar, yakni 15:30. Ternyata oh ternyata, tiket untuk jam itu sudah SOLD OUT! Saya sempat bete, tapi kemudian suami menyarankan nonton yang jam 20:00 dan kami pun langsung beli tiketnya lalu pulang lagi deh :)) Berangkat lagi ke bioskop jam 19:00 dan pas banget dengan dibukanya pintu teater.

Sinopsis

Ed dan Lorraine Warren adalah sepasang suami istri yang berprofesi sebagai paranormal investigator. Suatu ketika di tahun 1971, Ed dan Lorraine dimintai tolong oleh Carolyn dan Roger Perron untuk menyelidiki rumah mereka. Keluarga Perron, yakni Carolyn, Roger, dan kelima anak perempuan mereka baru saja pindah ke sebuah rumah di daerah pedesaan (rumah itu mereka beli lewat lelang) dan makhluk-makhluk halus penghuni rumah itu tak henti-hentinya mengganggu mereka. Setiap malam, semua jam di rumah itu selalu berhenti di pukul 03.07, semua bingkai foto yang dipasang di dinding jatuh dengan sendirinya,, anjing keluarga tewas secara misterius, dan berbagai gangguan lain yang semakin lama semakin berbahaya.
Lorraine yang memiliki kemampuan psikis, dapat melihat sesosok makhluk hitam yang membayangi Keluarga Perron kemanapun mereka pergi. Ia juga dapat mengetahui bahwa sosok itu memiliki kebencian dan dendam yang sangat kuat yang dapat membahayakan nyawa Keluarga Perron. Ed dan Lorraine menyarankan untuk melakukan eksorsisme pada rumah tersebut. Namun, eksorsisme hanya dapat dilakukan seizin Gereja Vatikan. Karenanya, mereka harus terlebih dulu mengumpulkan bukti-bukti yang cukup meyakinkan akan aktifitas supernatural di rumah itu. Mereka tidak punya banyak waktu, karena makhluk halus di rumah itu sangat kuat dan kejam, hingga nyawa Ed dan Lorraine, dan putri tunggal mereka, ikut terancam.
Ed & Lorraine Warren

Resensi

Karena diangkat dari kisah nyata, sudah dapat ditebak bahwa cerita ini akan berakhir bahagia dan semua orang (setidaknya semua tokoh utamanya) berhasil selamat. Tentu saja mereka harus tetap hidup untuk dapat menyampaikan kisah mengerikan ini kepada khalayak ramai. Jangan mengharapkan twist apapun kalau kamu tidak mau kecewa :D Cukup nikmati saja film yang penuh adegan kejutan ini tanpa banyak berpikir.
Memang ada beberapa adegan klise yang biasa ditemukan di film horor, tapi banyak juga adegan yang tidak terduga. Misalnya, kita menduga makhluk halusnya akan menampakkan diri, tapi ternyata tidak. Ada satu adegan yang sukses membuat saya menjerit kaget (suatu hal yang langka) karena saat itu saya menoleh ke samping untuk mengobrol dengan suami saya dan begitu saya melihat lagi ke layar, saya langsung dihadapkan pada penampakan makhluk halus secara close-up :))
Nuansa jadul sangat terasa di film ini, mulai dari gaya berpakaian para tokohnya hingga berbagai peralatan yang muncul di film (TV, radio, alat perekam gambar). Saya pribadi paling suka dengan satu ruangan di rumah Keluarga Warren yang berisi berbagai artifak menyeramkan dari berbagai investigasi yang mereka lakukan. Di ruangan yang mirip gudang itu terdapat berbagai benda yang dikutuk atau dihuni oleh makhluk supernatural. Dilihat dari banyaknya jumlah benda di ruangan itu, Ed dan Lorraine pastilah orang-orang yang sangat sibuk dengan pekerjaan mereka.
Selain itu, musik dan lagu-lagu di film ini juga sangat membangun atmosfer menyeramkan. Asik deh pokoknya XD Kalau main ke YouTube, bisa cek tautan ini untuk daftar lengkap soundtrack The Conjuring.


Walaupun suami saya bilang film ini kurang menyeramkan (mungkin karena dia sudah sering melihat makhluk-makhluk yang lebih menyeramkan di dunia nyata), secara keseluruhan, saya sangat suka film ini dan saya sangat merekomendasikannya kepada para penggemar film horor di luar sana :D