Rabu, 13 Januari 2016

Dilan 2 - Pacaran Itu...

"Tujuan pacaran adalah untuk putus.
Bisa karena menikah, bisa karena berpisah."

Lupa. Pernah punya niat untuk menulis ulasan buku Dilan 2.
Bukunya sudah lama dibeli dan selesai dibaca... tapi entah kenapa diri ini tidak tergugah untuk menuliskan sesuatu tentangnya. Sekarang saya berusaha mengingat kembali... kesan dan pesan yang sempat terlintas usai membaca Dilan 2.

Buku Dilan 1 diakhiri dengan peristiwa menyenangkan, yakni jadiannya Dilan dan Milea. Tapi, saya yakin semua orang yang pernah merasakan pacaran tahu bahwa jadian bukanlah akhir, melainkan awal babak baru sebuah hubungan antara dua sejoli. Tulisan saya tentang Dilan 1 ada di blog ini juga.

Sumber: mizanstore.com

Pada intinya, Dilan 2 mengisahkan masa-masa pacaran Dilan dan Milea. Sulit mengomentarinya tanpa khawatir akan membocorkan kisahnya. Seperti halnya orang lain yang pacaran, Dilan dan Milea juga menghadapi berbagai masalah yang mengancam berakhirnya hubungan romantis mereka. Dan layaknya remaja belasan tahun, keduanya berusaha menyelesaikan masalah-masalah itu dengan cara-cara yang menurut saya kekanakan. Tapi ya harap maklum, namanya juga anak muda.

Jika membandingkan antara Dilan 1 dan Dilan 2, buku yang kedua tidak meninggalkan kesan sekuat buku yang pertama. Setidaknya terhadap saya. Mungkin juga ini dikarenakan saya sudah kena bocoran akhir ceritanya sebelum saya sempat membacanya sendiri. Saya bukan jenis orang yang membenci spoiler, tapi memang spoiler terkadang membuat malas membaca bukunya, karena jelas telah mengurangi tingkat keseruan yang didapat.

Dalam Dilan 2, Milea terlihat mendominasi, sedangkan Dilan seakan-akan menjadi lemah sosoknya... walaupun dia tetap melakukan dan melontarkan hal-hal yang membuat orang tersenyum sendiri karena di luar ekspektasi. Di satu sisi saya memahami kekhawatiran Milea akan Dilan yang merupakan anggota geng motor dan dekat dengan kekerasan, tapi di sisi lain, saya menyayangkan keputusannya untuk berusaha mengekang Dilan sekuat itu.

Anak remaja nakal itu biasa, asal dia tahu diri untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dan saya rasa Dilan seperti itu. Namun sepertinya rasa sayang telah membuat Milea buta, dan tak berusaha melihat keadaan dari balik kacamata Dilan. Sekali lagi, harap maklum, kan anak muda. Mungkin pikirannya belum matang.

"Cinta itu bagaikan pasir atau air.
Bila digenggam terlalu kuat, ia akan mengalir melewati sela-sela jarimu."

Entah di mana saya mendengar atau membaca kutipan itu. Yang jelas, itu cocok sekali dilemparkan ke muka Milea.

Apakah lantas saya membenci Milea dan keputusan-keputusan yang diambilnya? Oh, tidak. Untuk apa? Dia sendiri yang kemudian harus menanggung konsekuensinya, dan dia sendiri yang harus bergumul dengan penyesalannya (kalau memang dia menyesal).

Tapi bohong kalau saya bilang tidak merasa kasihan pada Dilan. Bagaimana pun juga dia sama seperti semua orang yang ingin dimengerti oleh orang yang dikasihinya.

Sumber: blog-nya Surayah Pidi Baiq

Dilan 3?

Surayah Pidi Baiq bilang Dilan akan dijadikan trilogi... katanya lagi, buku tiga itu akan menggunakan sudut pandang Dilan, menceritakan Milea. Kalau penasaran, coba deh cek blog-nya surayah.

Dan walaupun tidak terlalu terkesan dengan buku keduanya, saya tetap menantikan buku ketiganya... Entah kapan. Hahaha. Sementara itu, masih banyak buku-buku lain yang menanti untuk dibaca.

Numpang nampang bareng surayah yang nyentrik, cerdik, nan asyik.

Rabu, 06 Januari 2016

Nightmares!

Wotcher!
Di #KamisHoror kali ini, mari kita bahas tentang mimpi buruk.

Kawan, siapa yang tidak pernah mengalami mimpi buruk. Sungguh tenang hidupnya.
Saya sendiri, kadang-kadang bermimpi buruk, dengan skala kengerian yang berbeda-beda. Saat mengalaminya, terasa begitu nyata dan mencekam, dan ketika terbangun, jantung berdebar begitu kencang.

"Nightmares are humans' fears in disguise"
 --Nightmares! Halaman 243

Untungnya, sebagian besar mimpi buruk segera terlupakan beberapa saat setelah kita bangun, tapi ada juga mimpi buruk yang masih teringat bahkan setelah bertahun-tahun berlalu. Entah apa sebabnya. Saya punya dua mimpi buruk yang masih saya ingat hingga kini. Yang pertama adalah mimpi memasuki sebuah rumah kosong dengan suasana yang berkabut. Kabutnya begitu tebal hingga sulit untuk melihat apa yang ada di hadapan. Dan ketika kabut itu menipis, saya melihat di sekitar kaki saya banyak sekali ular-ular kecil melata -__-
Mimpi buruk kedua, saya menyaksikan salah satu kawan dekat saya diarak oleh sekelompok orang berjubah putih. Rupanya dia mau dijadikan korban persembahan, tapi saya tidak kuasa menolongnya T__T

Jika direnungkan, sebenarnya bahasan tentang mimpi buruk ini bisa membuat depresi, tapi tulisan ini tidak akan seserius itu. Mimpi buruk yang ingin saya bahas di sini dituangkan dalam bentuk novel berjudul Nightmares! karya Jason Segel dan Kirsten Miller. Dan novel ini ditujukan untuk pembaca remaja (middle grade), jadi sarat dengan petualangan.

Nightmares!

Karya: Jason Segel & Kirsten Miller
Ilustrasi: Karl Kwasny

Tokoh utama yang tertimpa kesialan bertubi-tubi dalam Nightmares! adalah Charlie Laird. Cowok remaja ini sudah cukup menderita ketika ibunya meninggal karena sakit keras... dan penderitaannya ini bertambah ketika ayahnya menikah lagi dengan Charlotte, wanita pemilik toko herbal yang Charlie curigai adalah penyihir.

Charlie, bersama ayah dan adik lelakinya, pindah ke rumah Charlotte, sebuah mansion ungu di puncak bukit. Kemudian mimpi buruk Charlie pun dimulai. Ya, Charlie bermimpi buruk setiap kali dia tidur, dan itu termasuk tidur siang yang hanya sekejap. Di dalam mimpi buruknya, Charlie disekap oleh penyihir jahat yang ingin merebus dan memakannya. Saking takutnya Charlie, dia berusaha untuk tidak tidur dengan cara minum kopi pahit. Tapi tetap saja, manusia butuh tidur. Dan kurang tidur membuat Charlie lelah dan sulit fokus di sekolah.

Charlie berusaha menyakinkan ayah dan adiknya bahwa penyihir dalam mimpi buruknya adalah Charlotte, dan bahwa ibu tirinya ini berniat untuk mencelakakannya. Tapi ayah dan adiknya telanjur menyayangi Charlotte dan tidak mau dengar apa kata Charlie. Charlie makin terpojok dan kesepian, makin uring-uringan.

Lalu, entah bagaimana, penyihir dalam mimpi buruk Charlie bisa mendatanginya di luar mimpi. Dan dia menculik Jack, adik Charlie! Tanpa pikir panjang, Charlie mengejar penyihir itu dan masuk ke dunia mimpi buruk. Petualangan Charlie yang sesungguhnya pun dimulai...


Netherworld

Konsep tentang dunia mimpi buruk (dinamai Netherworld) di buku ini cukup menarik. Di dalamnya ada berbagai makhluk.... yang tercipta dari rasa takut dan mimpi buruk manusia. Berhubung setiap orang bisa punya sumber ketakutan yang berbeda, apa yang bagi seseorang menakutkan, belum tentu menakutkan juga bagi orang lain. Makhluk-makhluk Netherworld yang tidak lagi ditakuti oleh manusia, akan "mati" dan hijrah ke dunia mimpi. Tapi tentu saja ada makhluk-makhluk Netherworld yang tidak rela mati, dan mereka mencari cara untuk bisa terus-terusan menakuti orang.

"Every time you run away from a nightmare, it gives your fear strength."
Nightmares! Halaman 175

Ada orang yang takut sama sekolah? ^^

Kemasan dan Isi

Selalu, salah satu faktor utama yang saya pertimbangkan dalam membeli sebuah buku adalah desain sampulnya. Itulah alasan saya lemah sekali menghadapi buku-buku middle grade... buku-buku ini memiliki jenis ilustrasi yang saya sukai! Desain sampul yang bagus saja sudah membuat saya girang, apalagi jika ditambah dengan ilustrasi menarik yang bertebaran di dalam bukunya. Inilah yang saya dapatkan dalam buku Nightmares! ^-^

Ilustrasi-ilustrasi di dalam Nightmares! sebagian besar tidak satu halaman penuh, namun terintegrasi dalam teks. Saya paham sekali bahwa ini membuat proses layout-nya harus ekstra hati-hati, dan apresiasi saya terhadap buku ini pun bertambah.


Ceritanya sendiri cukup seru, walaupun plotnya tidak terlalu rumit. Maklum dong, ini kan untuk pembaca remaja. Ditambah lagi, saya senang dengan pembelajaran yang disampaikan dalam buku ini: bahwa kita harus berani menghadapi ketakutan kita sendiri, karena kalau kita lari, ketakutan itu akan semakin besar.

Secara keseluruhan, saya memberi buku ini nilai 4 dari 5 bintang! :D


Selanjutnya

Sebenarnya saya sedikit kesal saat mengetahui Nightmares! ternyata berseri... tapi ya sudahlah, coba kita ikuti dulu. Semoga serinya tidak panjang. Ada cuplikan sekuelnya di akhir buku ini... dan judulnya adalah The Sleepwalker Tonic.

Cuplikannya kurang menyulut antusiasme saya, tapi saya tetap akan membaca bukunya hingga tuntas nanti. Siapa tahu penilaian saya akan berubah.